• 2 Jul 2021
  • admin
  • 1

PEMERIKSAAN PENDENGARAN ANAK

Oleh : Agit Dwi Hidayat, S.E., A.Md.Kes

Kita sebagai orang dewasa lebih memahami tentang kondisi kesehatan diri sendiri. Bagian tubuh mana yang terasa berbeda dari sebelumnya, terasa sakit, serta dapat memperkirakan penyebab terjadinya gangguan maupun penyakit tersebut. Begitupun dengan hal-hal yang perlu dihindari maupun apa saja yang harus dilakukan untuk kesehatan kita seperti yang telah dibahas pada artikel Pemeriksaaan Pendengaran Dewasa. Sehingga, jika menyadari adanya gangguan pada pendengaran, kita bisa segera konsultasi ke dokter.

Namun, sayangnya hal tersebut tidak mudah bagi anak-anak. Kepekaan anak-anak terhadap perubahan, gangguan, maupun rasa sakit pada tubuhnya sangat minim. Anak-anak seringkali mengabaikan perubahan, gangguan, maupun rasa sakit yang terjadi pada tubuhnya dan tidak memberitahu hal tersebut pada orang dewasa disekitarnya, baik orang tua, guru, maupun aggota keluarga lainnya. Apalagi jika hal tersebut terjadi pada bayi dan juga balita, dimana kita semakin sulit mengetahui perubahan, gangguan, maupun rasa sakit yang terjadi pada tubuh mereka karena keterbatasan kemampuan komunikasi yang dimiliki. Oleh karena itu, jika anda menyadari adanya gejala perubahan, gangguan, maupun rasa sakit yang dirasakan anak pada pendengaran mereka, segeralah konsultasikan ke Dokter.

Rumah Sakit Khusus THT-Bedah KL proklamasi merupakan pilihan yang tepat untuk memeriksakan pendengaran anda. Karena Rumah Sakit Khusus THT-Bedah KL Proklamasi memiliki fasilitas Audiology Center, yaitu salah satu  unit yang melakukan evaluasi gangguan pendengaran. Disana akan dilakukan berbagai pemeriksaan yang disesuaikan dengan kasus maupun kebutuhan yang diperlukan untuk penegakkan diagnosis pasien.

Ada beberapa pemeriksaan Audiologi untuk anak-anak, diantaranya :

  1. OtoAcoustic Emissions (OAEs)

OtoAcoustic Emissions (OAEs) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai respons koklea yang timbul karena adanya stimulasi suara. Biasanya dapat diukur pada rentang frekuensi 500 – 4.000 Hz, bahkan sampai 12.000 Hz. Pemeriksaan ini tidak perlu dilakukan di ruangan yang kedap, cukup diruangan yang tenang. Hasil pemeriksaan ini akan dibaca PASS atau REFER.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

  • Skrining pendengaran pada bayi baru lahir dan anak-anak dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi koklea/rumah siput baik atau terdapat gangguan. Minimal pada usia 0-6 bulan bayi yang baru lahir sudah melakukan pemeriksaan ini setidaknya satu kali.
  • Monitoring fungsi rumah siput/koklea pada pasien yang menggunakan obat-obatan yang bersifat ototoksik (obat yang menyebabkan gangguan pendengaran), seperti : obat malaria/pil kina, OAT (obat Anti TBC), obat kemoterapi (streptomisin, cisplatin), dll. Biasanya pemeriksaan ini akan dilakukan secara bertahap mulai dari sebelum, selama dan setelah penggunaan obat-obatan ototoksik.

2. BERA (Brainstem Evoked Respons Auditometry)

Beberapa istilah lain yang dipakai dalam klinik untuk pemeriksaan ini, antara lain: auditory brainstem response (ABR), brainstem auditory evoked response (BAER), brainstem evoked response audiometry (BERA), brainstem evoked potential (BEP), brainstem auditory evoked potential (BAEP), evoked response auditory (ERA).

Pemeriksaan ini merupakan perekaman potensial listrik di batang otak sebagai akibat rangsangan bunyi yang dapat direkam dengan elektrode dipermukaan kulit kepala. BERA merupakan respons dalam bentuk gelombang yang menunjukkan fungsi elektrofisiologik bagian tertentu di sistem saraf sentral sebagai respons terhadap stimulus suara.

Pemeriksaan ini biasanya diperuntukkan bagi pasien yang tidak bisa meakukan pemeriksaan audiometri nada murni, seperti bayi, anak-anak yang belum paham instruksi, pasien koma, pasien sakit kejiwaan, atau pasien dewasa yang hasil tes audiometri nada murninya dinilai tidak valid.

Tes ini mebutuhkan persiapan yang agak sedikit lebih rumit, karena pasien  bisa diperiksa jika dalam kondisi tenang. Pada bayi usia dibawah 1 tahun biasanya dapat dilakukan pemeriksaan saat tidur alami. Sedangkan pada bayi usia lebih dari 1 tahun, dokter akan memberikan obat sedative agar anak lebih tenang saat dilakukan pemeriksaan sehingga akan didapatkan hasil dengan akurasi tepat. Obat ini dosisnya sangat redah yang diresepkan sesuai usia dan berat badan pasien. Selain itu, biasanya pasien akan diminta untuk puasa, tidur ± 5 jam sebelum pemberian obat tersebut.

Hasil Pemeriksaan BERA Clik dan Tone Burst

3. ASSR ( Auditory Steady State Response)

Pemeriksaan ini merupakan tes penunjang dari tes BERA. Jika dari hasil tes BERA belum di dapatkan respon perkiraan ambang pendengaran, maka dilanjutkan dengan tes ini. Prosedur tes ini pun sama dengan tes BERA. Hanya saja hasil tes ini akan seperti hasil tes Audiometri Nada Murni.     Kegunaan tes ini adalah untuk dijadikan patokan Fitting Alat Bantu Dengar pada anak dengan gangguan pendengaran.

4. FFT ( Free Field Test)

Tes ini sama sepeti tes audiometri nada murni (tes pendengaran dengan bunyi) , hanya saja stimulus diberikan dari loudspeker yang diletakkan dengan jarak kurang lebih 1-1,5 meter dari pasien dengan posisi sejajar dengan telinga di ruangan kedap suara. Tes ini biasa dilakukan pada anak-anak yang belum kooperatif/ belum memungkinkan dilakukan audiometri. Sering juga tes ini untuk menilai perbedaan ambang dengar sebelum dan sesudah menggunakan alat bantu dengar sehingga dijadikan evaluasi apakah settingan alat bantu dengar sudah sesuai degan kebutuhannya atau belum. Tampilan hasil tes kurang lebih sama dengan Audiogram.

Gambar Ilustrasi Pemeriksaan FFT

Demikianlah berbagai pemeriksaan Audiologi untuk anak-anak.  Berbagai pemeriksaan tersebut menyesuaikan kasus maupun kebutuhan yang diperlukan untuk penegakkan diagnosis pasien yang dilakukan Dokter bersama tenaga profesional dibidangnya. Jangan ragu untuk memeriksakan anak anda, karena anak merupakan harta paling berharga dan juga kebahagiaan terbesar bagi kita

Pada seri pemeriksaan selanjutnya, kita akan membahas Pemeriksaan Pendengaran Telinga Berdenging. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan karena kesehatan merupakan kunci kebahagiaan.